Selain pe-er mencari supervisor bagi yang mau kuliah research, ada lagi nih pe-er lain bagi yang belum dapat LoA, dan ini berlaku bagi semua beasiswa awardee. Yup, pastinya setelah dapat beasiswa, bagi kamu yang belum nemu kampus, ya cari kampus dong, kalau ga ada kampus, ga bakalan cair beasiswa yang nilainya milyaran rupiah itu…
Ingat
ya, belum tentu semua kampus punya jurusan yang kamu tuju, jadi, sebelum kamu
apply formally, cek dulu ada atau nggaknya di courses yang ditawarkan. Kalau udah nemu, baca-baca dulu pengalaman
orang lain yang kuliah di universitas tersebut, syukur-syukur dapat pengalaman
orang lain yang jurusannya sama seperti jurusanmu.
Udah
mantap mau apply di kampus tersebut? Ada dua opsi untuk mendaftar, daftar
sendiri, atau melalui agen. Sebenarnya kalau kamu mau lebih direct, pilihan
mendaftar sendiri lebih tepat, selain kamu juga jadi ngerti bagaimana mendaftar
di kampus luar negri. Tapi mendaftar lewat agen juga ada keuntungannya, yang
jelas lebih hemat waktu, terutama bagi orang yang punya kesibukan di luar rumah.
Bukan hanya itu, visa kamu juga bakalan diurusin, semuanya free, karena mereka
udah dikasih persen sama kampus tujuan.
Saya
sendiri memilih kedua cara tersebut, karena ada kampus yang minta kita
mendaftar sendiri, bukan melalui agen. Untuk kampus yang tidak mensyaratkan
seperti itu, saya memilih lewat agen, pertimbangannya selain hemat waktu, saya
bekerja di luar rumah, dan juga rencananya akan membawa serta anggota keluarga,
terdiri dari 3 anak umur sekolah dan satu bayi umur setahunan, gak lupa ayahnya
lah…hehehe, untuk jadi supir anak-anak ke sekolah. Nah,
visa kami semua akan dibantu pengurusannya oleh agen, jadi insya Allah memang
benar-benar akan sangat membantu.
Tapi…
bukan berarti udah diurusin sama agen lantas kamu nggak ngerjain apa-apa. Tetap
ada yang mesti kamu sendiri yang ngisi di form aplikasi tersebut. Seperti
mencari rekomendasi dari atasan atau dosen pembimbing waktu kuliah dulu. Ada juga
bagian yang minta kamu menulis pengalaman riset. Trus di bagian lain juga ada
diminta men-list publikasi kamu, sekaligus apa yang kamu pelajari dari hasil
menulis publikasi itu.
Nah,
bagi kamu yang tidak menggunakan jasa agen, dan mendaftar di beberapa kampus,
kamu akan mengisi form yang serupa tapi tak sama berulang kali. Kenapa berulang
kali? Apa gak cukup mendaftar di satu kampus saja? Masalahnya, kita toh gak
berani kepedean akan diterima di kampus pilihan pertama, walaupun ipk dan nilai
TOEFL/IELTS di atas rata-rata, tetap aja sebaiknya at least mendaftarlah di 3-4 kampus tujuan. Nah, semua kampus ini
form aplikasi online nya kemungkinan akan beda-beda dikit. Terus terang aja,
cape lho, ngisi for-form tersebut.
Kalau
kamu mau ngisi satu form aja, saya anjurkan cari beasiswa dari luar negri
semisal AAS, karena yang perlu kamu isi cuma form aplikasi beasiswa. Sedangkan
untuk mendapat LoA, kamu cukup nulis kampus pilihan kamu, satu, dua dan tiga,
nanti pihak AAS yang akan ngurusin semua, beres. Masalahnya bagi saya, AAS gak
mengcover biaya untuk keluarga, alias gak ada family allowance, jadi walaupun saya s2 dulu dengan beasiswa AAS
(dulu namanya ADS), untuk s3, saya berpaling ke LPDP lah…J Satu
lagi, kalau apply beasiswa luar negri, universitasnya pasti di negara sponsor,
sedangkan kalau kamu apply beasiswa dalam negri semisal LPDP, BUDI atau LPSDM
(khusus Aceh), kamu bebas mencari LoA di negara manapun…
So,
up to you lah…
No comments:
Post a Comment