Di bahasan yang lalu, kita sudah
membicarakan tentang menghadapi wawancara untuk beasiswa dalam dan luar negri.
Kali ini, ada satu lagi model wawancara yang mau saya bahas, tapi yang ini
sebenarnya bukan wawancara, tapi berupa speaking tes dalam IELTS test. Kamu tau
IELTS (International English Language Testing System) kan? Bagi yang mau kuliah
di Inggris dan sekutunya, seperti Australia, Selandia Baru dan lainnya, kamu
wajib mengikuti tes ini. Berbeda dengan TOEFL, tes ini ada tes speakingnya.
Pertanyaan yang diajukan ada empat level. Level pertama tentang diri dan
kegiatan kita. Di tahap 1 usahakan satu menit aja perkenalan diri dari kamu
untuk menjawab pertanyaan pertama, karena kalau terlalu lama jadi kurang bagus
juga.
Di level kedua, kamu akan
diberikan sebuah topik berikut pertanyaannya, juga selembar kertas dan pulpen
untuk menulis draft kira-kira apa yang akan kamu jawab, dan waktu satu menit
untuk memikirkan dan menuliskan jawaban. Untuk menjawab soal di level dua ini,
kamu diberi waktu dua menit untuk berbicara tanpa disela. Contoh topik pertanyaan yang saya dapat akhir
Mei lalu adalah: koran atau majalah apa yang pernah saya baca. Pertanyaan yang
mengikutinya: Dimana saya baca koran/majalah tersebut dan isi koran atau
majalahnya tentang apa.
Setelah waktu dua menit berakhir,
kamu memasuki tahap ketiga. Di tahap ini, si interviewer akan ngajak kamu
diskusi tentang hal yang masih berkaitan dengan topik di level dua tadi. Contoh
yang saya dapat misalnya: “Menurut kamu, mana yang lebih “memorable”, berita
yang ditonton, atau yang dibaca?” Dan diskusi akan berlanjut antara kamu dan si
interviewer. Kalau menurut saya, di sini tidak ada jawaban benar atau salah,
kamu boleh pilih salah satu, tapi sertakan argumen kenapa kamu milih salah satu
antara dua pilihan. Lebih bagus kalau argumen kamu bukan opini, tapi
menunjukkan kamu punya referensi dari bacaan, ga perlu sampai menyebutkan detil
referensi sih...
Pada waktu itu saya milih yang ditonton lebih memorable,
alasannya karena menggunakan dua indra, melihat dan mendengar, tapi si
interviewer seperti tidak puas, mungkin jawaban saya salah menurut penelitian
ya? Hehehe…trus saya tambahkan, kalau membaca juga bisa memorable seandainya si
pembaca sebelum membaca punya WH-questions (who, where, why, what, when dan
how) dalam pikirannya. Disini sepertinya agak nampak kalau saya punya ilmu
tentang jadi pembaca yang baik, hehehe..karena setelah itu si reviewer tampak
puas dan beralih ke pertanyaan lain, yaitu memasuki tahap keempat.
Di tahap keempat ini pertanyaan
yang diajukan semakin sulit, yang mengajak kamu berpikir lebih lanjut dan
memberikan argumen atas tiap jawaban yang kamu berikan. Tapi pengalaman saya,
bisa dikatakan saya hampir tidak memasuki tahapan ini, karena waktu yang tersedia
sudah habis, karena kelamaan di tahap 1 dan 3. Jadi mungkin ada bagusnya kamu
ikut cara saya ini, memperpanjang perkenalan diri di tahap 1 dan memperpanjang
diskusi di tahap 3 supaya gak banyak waktu untuk tahap terakhir yang pastinya
tahap tersulit, hehe… Alhamdulillah saya dapat nilai 8 untuk tes speaking kali
ini.
Kesimpulannya, menghadapi
speaking tes, kamu nggak perlu khawatir, anggap aja sedang diajak ngomong
Inggris sama teman. Apapun pertanyaannya, jangan jawab “No”, karena akan ada
pertanyaan lanjutan yang jadi aneh kalau tetap ditanyakan padahal kamu
sebelumnya udah jawab “No”. Contohnya, “Kamu suka dengar lagu?”, kalau kamu
jawabnya No”, pertanyaan selanjutnya adalah “Siapa penyanyi idola kamu?”, jadi
gak nyambung kan…
No comments:
Post a Comment