Udah dapat jadwal wawancara? Alhamdulillah… selamat! Kamu sudah lolos tahap awal yang sangat penting untuk membangun kepercayaan diri, bahwa, “Aku bisa! Yes, yes!”. Sekarang, mari bersiap menghadapi hari H.
Yang sangat penting kamu ingat, apa
saja yang kamu tulis di form aplikasi harus kamu hafal dalam kepala. Karena
memang itu biasanya yang ditanyakan. Makanya sekali lagi, ngisi form aplikasi
diniatkan, biar mantap! jangan sekedar ngisi…
Wawancara beasiswa dari luar
negri dan dari dalam negri biasanya beda atmosfirnya. Boleh juga kamu baca
tulisan sebelum ini yang judulnya “Comparison-contrast Berburu Beasiswa Dalam
dan Luar Negri”.
Kita mulai dengan beasiswa dalam
negri dulu ya. Karena saya berdomisili di Aceh, pastinya ikutan beasiswa
pemerintah Aceh lah… sebagai bentuk partisipasi rakyat meramaikan acara
lamar-melamar beasiswa, hehehe.. Beasiswa ini namanya beasiswa LPSDMA (Lembaga Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Aceh). Kalau kamu berminat mendaftar beasiswa ini dan
memiliki KTP Aceh, silakan buka link berikut: lpsdm.acehprov.go.id/. Pertanyaan
yang ditanyakan dan cara bertanya bisa dikatakan lebih kurang sama dengan
beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). Untuk menghadapi wawancara
kedua beasiswa ini, atau beasiswa dalam negri lainnya, contoh soal yang
ditanyakan bisa kamu lihat di https://kikyedward.com/2016/05/14/wawancara-beasiswa-lpdp-dan-jawabannya-tips-tricks/.
Nah, sekarang, yang perlu kamu
persiapkan benar-benar adalah mental menghadapi wawancara. Karena kadang ada
pertanyaan yang memancing emosi kamu, untuk melihat bagaimana kamu
mengendalikan emosi. Misalnya, ada teman cerita, kalau dia dikatakan tidak
layak mendapatkan beasiswa tersebut, bagaimana reaksi kita? Ada juga model
pertanyaan yang berbelit-belit, jadi pusing jawabnya. Ada lagi model pertanyaan
yang menjebak, kamu bisa terperangkap. Contoh pertanyaannya, kalau kamu dikasih
pekerjaan yang tidak dikasih honor, apa kamu akan mau melakukannya? Nah, kita
kan kadang milih jawab iya, biar nampak kalau kita itu gentleman, atau
gentlewoman, hehe... trus ditanya lagi, tapi kamu kan butuh biaya untuk hidup
kamu? Nah lho…
Kalau beasiswa luar negri,
biasanya pertanyaannya seputar apa yang telah kita tulis di form aplikasi.
Tinggal pertahankan itu saja. Misalnya kenapa pilih kampus A. Apa kontribusi
yang bisa diberikan untuk negri ini sepulang dari menimba ilmu di universitas
A. Bagi yang mau s3, pelajari
betul-betul isi proposal, bisa jadi isi wawancara jadi seperti seminar
proposal.
Ada satu lagi yang perlu diingat,
wawancara untuk beasiswa dari dalam negri dengan universitas luar negri sebagai
tujuan, biasanya bahasa yang digunakan mix antara bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris. Interviewernya pun orang Indo semua. Tapi kalau beasiswa dari luar
negri, semisal AAS dan Fulbright, biasanya interviewernya mix orang Indo dan
Bule dari negara sponsor. Waktu saya ikut wawancara AAS, dulu namanya ADS,
interviewrnya satu orang Indo, satunya lagi bule Australia. Di awal wawancara
sang Bapak interviewer asal Indonesia mengatakan saya boleh mix the language
kalau merasa kesulitan berbahasa Inggris. Tapi kalau kamu mampu, usahakan full
English ya, karena kemungkinan besar akan mempengaruhi penilaian. Kalau
Fulbright, yang wawancara empat orang, dua indo dan dua bule,
hmm…habislah..seperti dikeroyok, hehe..bercanda.
Bagi saya pribadi, menghadapi tes
wawancara dengan orang Indonesia lebih butuh persiapan mental daripada dengan
bule. Kalau kamu nervous karena mau
wawancara dengan bule, yakinlah, insya Allah, mereka sangat friendly, jadi hilang nervousnya begitu wawancara dimulai.
Malah wawancara dengan orang Indonesia yang kamu harus lebih mempersiapkan
diri, karena memang mereka akan men-tes mental kamu, kamu cukup dewasa nggak
menghadapi berbagai macam tipe manusia? Gitu... Ok lah, selamat mengikuti
wawancara, jangan lupa berdoa supaya lancar wawancaranya…
No comments:
Post a Comment