Dalam
perjalanan menuju WCH, Mamak berusaha menenangkan kami, walaupun awalnya Mamak
bersikeras Sarah jangan dibawa ke RS, tapi Mamak yakin, ini semua skenario
Allah, dan Allah yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk kami. Tiba di RS, kami
sudah ditunggu oleh pihak Family SA, lalu kami pun melapor ulang dan Sarah dijadwalkan
untuk scan mata pada 7 Desember. Minggu berikutnya, tanggal 13 Desember, kami
kembali ke WCH, kali ini Sarah harus menginap dua malam untuk operasi mata yang
dijadwalkan pada tanggal 14 Desember, hari perkiraan aku akan melahirkan
adiknya Sarah yang ternyata tertunda. Pekan berikutnya, tanggal 19 Desember,
yang bertepatan dengan hari raya Idul Adha, kembali Sarah harus menginap dua
malam di WCH untuk kemoterapi pertama. Setelah menunaikan shalat hari raya,
kami pun langsung menuju WCH.
Malam-malam
Sarah di WCH ditemani Mamak, karena hanya satu orang yang boleh ikut menginap
bersama pasien. Karena kondisi kehamilanku, maka kami memutuskan Mamaklah yang
menginap. Kami biasanya pulang ketika Sarah sudah tidur. Tanggal 20 malam, aku
mulai merasakan tanda-tanda akan melahirkan. Kami memutuskan tidak ke Flinders
Hospital, RS dimana aku tercatat sebagai pasiennya, tapi kami langsung ke
bagian persalinan di WCH. Setelah diperiksa oleh bidan yang bertugas malam itu,
aku dibolehkan menginap ditemani suamiku. Bidan datang tiap jam mengecek
kondisiku. Akhirnya, subuh pagi itu aku diminta masuk ke ruang bersalin. Anak
kedua kami, laki-laki, lahir melalui persalinan normal pada pukul 10.32 pagi
waktu setempat.
Hari
itu hari Jum’at, dan Sarah sudah diperbolehkan pulang siang itu selesai jumatan.
Sementara aku pulang setelah isya dijemput suami dan tetangga kami, Mbak Tika
dan keluarganya dengan tidak lupa membawa kuah soto untuk makan malamku, thanks so much Mbak…
Perawatan
untuk Sarah terus berlanjut setiap minggunya berupa cek darah, dan kemoterapi
setiap 3 minggu. Mata Sarah juga regular di scan setiap selesai 2x kemoterapi.
Karena Mamak hanya bisa menemani kami selama tiga bulan, maka memasuki semester
dua, aku mengambil mata kuliah intensif, dimana aku hanya perlu masuk kelas
satu bulan 1x untuk tiap mata kuliah yang ku ambil, total ada 3 mata kuliah.
Selebihnya adalah membaca dan menulis paper. Mata kuliah yang kuambil adalah
mata kuliah yang ada di jurusan Education, jadi bukan mata kuliah pendidikan
Bahasa Inggris/TESOL, karena tidak ada mata kuliah TESOL yang dapat diambil
dengan intensive mode. Aku sengaja
tidak mengambil spesialisasi, jadi aku bebas mau ambil mata kuliah apa saja
yang kusesuaikan dengan kebutuhanku. Dengan cara ini, aku bisa menemani Sarah
ke WCH setiap minggunya.
Kuliah
semester dua berakhir di akhir Juni, begitu juga siklus kemoterapi yang harus
dijalani Sarah. Scan mata ketiga masih agak lama jadwalnya karena banyak pasien
yang antri. Selama perawatan, Sarah tampak sehat dan ceria walaupun rambutnya
rontok dan biasanya muntah di malam pertama setelah kemoterapi. Tapi setelah
muntah dan mual hilang, Sarah akan kembali ceria dengan loncat-loncat di atas
kasur.
Awal bulan Juli aku masih pergi mengunjungi teman yang baru melahirkan di Flinders Hospital bersama Sarah.

Namun setelah scan mata terakhir, dokter mengatakan
bahwa kankernya sudah mulai menjalar. Dokter memberi opsi untuk kemoterapi
lanjutan dengan dosis obat yang ditambah, dengan resiko Sarah mungkin harus
menginap di WCH karena akan butuh transfuse darah, atau di radioterapi, yang
akan berdampak pada wajah kanannya akan tampak seperti hangus, dan itu
permanen. Tentu saja mendengar penjelasan dokter, aku jadi bingung, karena aku sangat
mengharapkan Sarah akan sembuh. Saat itu, seperti biasa, aku hanya ke WCH
berdua Sarah, akhirnya setelah menelpon suami, aku memutuskan untuk setuju
Sarah mendapatkan kemoterapi lanjutan.
Mi Dian Sudah akan Ada yg menunggu di Syurga...
ReplyDeleteAamiin... makasih Bunda Ika... :)
ReplyDeleteIbu dian pembimbing skripsi saya yang baik hatinya..cerita ibu menyentuh sx Dan sangat menginspirasi..agar tidak pantang menyerah ya bu..!!Untuk ibu semoga Allah Selalu limpahkan kebaikan Ya bu untuk ibu.. :)
ReplyDeleteAamiin... in syaa Allah..Jazakillah do'anya, tapi ini siapa ya? Ga keluar namanya, hehe
ReplyDeleteHehe.. Ini Saya bu dian,, try wulandari.. Masi ingat bu kan..:)
DeleteHehe.. Ini Saya bu dian,, try wulandari.. Masi ingat bu kan..:)
Delete